TROPONGDESA.COM, Lombok Timur – Keluh kesah seorang warga inisial HD asal Desa Lepak, Kecamatan Sakra Timur, Kabupaten Lombok Timur (lotim), Nusa Tenggara Barat (NTB), kepada awak media, ia menceritakan perlakukan yang tidak pantas dialaminya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dokter Soedjono Selong, pada hari selasa (01/08).
Peristiwa itu berawal dari istri HD yang ingin melahirkan di Puskesmas Lepak, hasil observasi yang dilakukan, pihak puskesmas membuat rujukan untuk ditangani di RSUD Dokter Soedjono Selong, ” Ditempat itu, bidan di puskesmas lepak bilang kalau istri saya baru bukaan satu, entah pertimbangan apa, istri saya dirujuk ke rumah sakit” Tuturnya.
Sesampainya di rumah sakit sekitar pukul 23.30 wita, yang mengecewakan menurut HD, hampir 4 jam ditempat itu tidak ada upaya observasi ulang, pihak rumah sakit meminta untuk tanda tangan dokumen persetujuan tindakan operasi Caesar, ” Jelas saya tidak setuju keputusan pihak rumah sakit tersebut, karena saya dan istri saya sudah sepakat dan siap untuk melahirkan normal, apapun resikonya” Ujarnya.
“Saya ambil resiko itu karena Saya tau persis rekam jejak bagaimana istri saya melahirkan”, tambahnya.
Atas dasar itu ia bertahan agar istrinya bisa melahirkan dengan normal, namun pihak rumah sakit ngotot ingin mengambil tindakan operasi caesar, ” Karena kekeh ingin melakukan operasi caesar kepada istri saya, jadi terpaksa saya keluar dari rumah sakit sekitar pukul 03.45 wita dan membawa istri saya ke Puskesmas Sakra” Lanjut HD.
“Akhirnya ditempat itu istri saya melahirkan dengan normal dan alhamdulillah anak saya dan istri saya dalam keadaan selamat dan sehat” ujarnya, sumringah.
Atas peristiwa yang di alami di RSUD pagi itu, terlebih lagi pihak rumah sakit sampai ngotot ingin melakukan tindakan operasi caesar, sehingga kuat dugaannya kalau tindakan operasi caesar dijadikan lahan bisnis oleh pihak rumah sakit.
“Saya mendengar juga pasien disebelah istri saya ingin bersalin normal, malah terkesan dipaksa untuk operasi caesar, ada apa di rumah sakit itu..?, Jangan-jangan itu ajang bisnis mereka” Tegasnya, penuh curiga.
Saat dimintai konfirmasi mengenai kasus tersebut, direktur rumah sakit, Dokter Hasbi tidak merespon sama sekali, sampai berita ini di muat. (td)